Main Article Content

Abstract

Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH
TERONG
BELANDA(SOLANUMBETACEUMCAV.)TERHADAP
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH
JANTAN (Rattus norvegicus)
HIPERKOLESTEROLEMIAYANG DIINDUKSI
STREPTOZOTOCIN
EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF
TAMARILLOPEELS(SOLANUMBETACEUMCAV.) TO
DECREASE BLOOD GLUCOSE LEVELS TOWARD RATS
(RATTUS NORVEGICUS) HYPERCHOLESTEROLEMIA
INDUCED STREPTOZOTOCIN
Viani Anggi
LaboratoriumPenelitian dan Pengembangan
Stifa Pelita Mas
*email:viani.anggi@gmail.com
ABSTRAK
Kulitbuah Terong belanda (SolanumBetaceumCav.)merupakan tanaman memiliki
khasiat tanaman obat dengan kandungan senyawa kimia dan memiliki efek
potensial sebagai antidiabetes.Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan
mengetahui efek dan menentukan dosis yang efektif dari ekstrak etanol Kulitbuah
Terong belanda (SolanumBetaceumCav.)terhadap penurunan glukosa darah tikus
putih jantan model hiperkolesterolemia diabetes. Hewan uji menggunakan tikus
putih jantan sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 6 kelompok terdiri dari kelompok
normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan 3 kelompok uji
yang diberikan ekstrak etanol Kulitbuah Terong belanda
(SolanumBetaceumCav.)dengan dosis masing-masing 100 mg/kg BB, 200
mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB. Metode Penelitian dengan menggunakan konsep
hewan hiperkolesterolemia diabetes dibuat menggunakan induksi pakan diet
tinggi lemak selama 4 minggu dan streptozotocin dosis 30 mg/kgBB. Perlakuan
diberikanselama 2 minggu. Data penurunan kadar glukosa darah dianalisis
menggunakan uji statistik One Way Anova dan uji lanjut LSD. Hasil penelitian
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
menunjukkan bahwa ekstrak etanol Kulitbuah Terong belanda
(SolanumBetaceumCav.)pada dosis 100 mg/kg BB merupakan dosis efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan model hiperkolesterolemia
diabetes yang sebanding dengan kontrol positif metformin.
Kata Kunci : KulitTerong belanda, Pakan Diet Tinggi Lemak, Streptozotocin.
ABSTRACT
The fruit skin of the Dutch eggplant (Solanum Betaceum Cav.) Is a plant having
medicinal properties of medicinal plants with chemical compounds and has a
potential effect as antidiabetes. This research is a research that aims to know the
effect and determine the effective dose of ethanol extract The fruit skin of Dutch
eggplant (Solanum Betaceum Cav.)To the decrease of blood glucose of male white
rat model of diabetic hypercholesterolemia. Test animals using male white rats as
much as 30 tail divided into 6 groups consisting of normal group, negative control
group, positive control group and 3 test group given ethanol extract The fruit skin
of Dutch eggplant (Solanum Betaceum Cav.) With dose each 100 mg / kg body
weight, 200 mg / kg body weight, and 400 mg / kg body weight. Methods The
study using the concept of animal diabetic hypercholesterolemia was made using
high-fat dietary feed induction for 4 weeks and streptozotocin dose 30 mg / kgBW.
Treatment was given for 2 weeks. Data on decreased blood glucose levels were
analyzed using One Way Anova statistical test and LSD test. The results showed
that ethanol extract of Dutch eggplant fruit skin (Solanum Betaceum Cav.) At
dose of 100 mg / kg BW was an effective dose in reducing blood glucose level of
male white rat diabetic hypercholesterolemia which was comparable with
metformin positive control
Keyword:fruit skin of eggplant Dutch, High Fat Diet, Streptozotocin
PENDAHULUAN
Gaya hidup modern masa kini
menjadi pemicu utama meningkatnya
prevalensi DM, jika dicermati
ternyata orang-orang yang gemuk
mempunyai resiko terkena DM lebih
besar dari yang tidak
gemuk.Diabetes Melitus (DM) sering
ditandai dengan tingginya kadar gula
darah akibat kekurangan sekresi
insulin baik absolut maupun relatif
disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Untuk wilayah Sulawesi
tengah dimana prevalensi diabetes
yang terdiagnosa dokter atau gejala
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
dengan persentase (3,7%). Tanaman
dengan efek hipoglikemik dapat
memberikan sumberyang bermanfaat
untuk komponen baru antidiabetik
oral. Salah satu tanaman yang baik
untuk dikonsumsi secara tradisional
sebagai tradisional untuk antidiabetik
oral yaitu buah Terong belanda
yangmemiliki manfaat sebagai
antioksidan karenamengandung
vitaminA,vitaminE,
VitaminC,vitamin B6,karotenoid,
flavonoid,danserat. Sinaga (2009),
dalampenelitiannyatentangskrining
uji fitokimiabuahterong
belandamenyatakan jugabahwa
ekstraketanol kulit buahterong
belandasegarmengandung
senyawakimia golonganflavonoid,
terpenoid, steroid, saponin, alkaloid
dantanin. Banyak penelitianyang
telah menyatakanbahwa senyawa
flavonoidmemiliki potensi
sebagaiantioksidankarena
memilikigugus
hidroksilyangterikatpada
karboncincin aromatik
sehiggadapatmenangkapradikal
bebasyang dihasilkandarireaksi
peroksidasi lemak. Senyawa
flavonoid akan menyumbangkan satu
atom hidrogen untukmenstabilkan
radikal peroksi lemak.
Olehkarenaitu,dalampenelitianini
akanmengkajiaktivitas
antioksidanbagiankulitbuah terong
belanda terhadap penurunan terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus
putih jantan hiperkolesterolemia
diabetes
Pada penelitian ini data hasil
pengamatan hasil penurunan kadar
glukosa darah dianalisis secara
statistik dengan uji one way ANOVA
taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan 30
ekor tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) yang dibagi dalam 6
kelompok perlakuan. Kelompok I
sebagai kontrol normal tanpa induksi
diberikan suspensi Na CMC 0,5%,
kelompok II sebagai kontrol negatif
yang diberikan suspensi Na CMC
0,5%, kelompok III sebagai kontrol
positif yang diberikan
metformin,kelompok IV sebagai
kelompok uji yang diberikan ekstrak
etanol kulit terong belanda dosis 100
mg/kgBB, kelompok V dosis 200
mg/kgBB dan kelompok VI dosis
400 mg/kgBB. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
informasi ilmiah kepada masyarakat
tentang efek kulit buah terong
belandadalam menurunkan kadar
glukosa darah dan mendukung
pelayanan pemerintahan dalam
pengembangan obat tradisional.
METODE PENELITIAN
Alat Yang digunakan
yaitu Ayakan mesh 40,Batang
pengaduk, Bejana maserasi, Blender,
Blower, Cawan porselin, Erlemeyer
50 ml, 100 ml, Gelas kimia 100 ml,
250 ml ,500 ml, Gelas ukur 10 ml,
100 ml, Glukometer, Glukotest strip
test, Gunting, Kandang hewan uji,
Labu Ukur 50 ml, 100 ml, 200 ml,
Mortir dan stamper, Penangas air,
Pipet tetes, Rak tabung, Rotary
evaporator, Spuit injeksi 3 ml, 5 ml,
Spuit oral 3 ml, 5 ml, Tabung reaksi,
Tempat air minum dan makan tikus,
Timbangan analitik, Timbangan
kasar.
Bahan yang digunakan
Yaitu Alumunium Foil, Aqua
Destilata, Aqua Pro Injeksi,
Amoniak, Asam Klorida pekat P,
Asam Klorida 2N, Asam Sitrat,
Asam Sulfat, Etanol 96%, Kapas,
Kertas saring, Kloroform, Kulit
Terong belanda, Kuning Telur
Bebek, Larutan FeCl3, Larutan
NaCl10%,, Lemak Kambing, Na-
CMC 0,5% ,Natrium Sitrat, Natrium
Sulfat, Pelet Standar, Pereaksi
Dragendorff, Pereaksi Lieberman-
Bunchard, Serbuk Magnesium P,
Streptozotocin, Tablet Metformin.
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
Alur Penelitian
A B C
D E
-14 0 28 35 42 49 Hari
Keterangan :
A = Tikus diadaptasikan selama 14 hari
B = Pemilihan tikus yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
C = Pada hari ke 0 tikus ditimbang dan dibagi menjadi 6 kelompok, diukur kadar glukosa darah awal
D = Setiap kelompok diberi perlakuan masing-masing :
 Kelompok I sebagai kelompok normal diberi pakan standar tanpa diinduksi.
 Kelompok II, mulai diberikan induksi pakan kolesterol tinggi selama 4 minggu dilanjutkan induksi
streptozotocin 30 mg/kg BB. Setelah 1 minggu diukur kadar glukosa darah setelah induksi, kemudian
tikus hiperglikemia diberikan suspensi Na CMC 0,5% . Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah
akhir pada hari ke 42 dan 49.
 Kelompok III, mulai diberikan induksi pakan kolesterol tinggi selama 4 minggu dilanjutkan induksi
streptozotocin 30 mg/kg BB. Setelah 1 minggu diukur kadar glukosa darah setelah induksi, kemudian
tikus hiperglikemia diberikan suspensi metformin. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah akhir
pada hari ke 42 dan 49.
 Kelompok IV, V dan VIpada mulai diberikan induksi pakan kolesterol tinggi selama 4 minggu
dilanjutkan induksi streptozotocin 30 mg/kg BB. Setelah 1 minggu diukur kadar glukosa darah
setelah induksi, kemudian tikus hiperglikemia diberikan ekstrak etanol kulit buah terong belanda 100,
200 dan 400 mg/kg BB. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah akhir pada hari ke 42 dan 49.
E = Dilakukan pengumpulan dan pengolahan data.
T
E
R
M
I
N
A
S
I
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kriteria Randomisasi Kelompok IV
Inklusi
Tikus
Kelompok V
Kelompok VI
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
Analisis data
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah metode Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dan data
yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji One Way
AnovaSoftwareSPSS untuk
mengetahui adanya perbedaan antar
kelompok pada taraf signifikan 95%
. Apabila uji One Way Anova
menunjukan perbedaan yang
bermakna maka dilanjutkan dengan
uji lanjut LSD untuk mengetahui
kelompok perlakuan yang berbeda
signifikan dibandingkan kelompok
lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran Kadar Glukosa
Darah
Hasil pengukuran kadar
glukosa darah tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) sebelum
perlakuan, setelah diinduksi pakan
tinggi kolesterol dan streptozotocin
serta setelah pemberian ekstrak
etanol Kulit Terong belanda selama
14 hari dapat dilihat padagambar dan
Tabelberikut ini :
Gambar 1. Profil kadar glukosa darah tikus putih jantan sebelum perlakuan, setelah induksi dan selama perlakuan.
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar glukosa darah setiap kelompok perlakuan, setelah
induksi, dan selama perlakuan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Hari Ke-0 Hari Ke-39 Hari Ke-42 Hari Ke-49
Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
Kontrol Sehat
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Dosis 100 mg/kg
BB
Dosis 200 mg/kg
BB
Dosis 400 mg/kg
BB
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
Perlakuan Tikus Kadar Gula Darah (mg/dL)
Hari Ke-0 Hari Ke-35 Hari Ke-42 Hari Ke-49
Kontrol Sehat 1 65 114 95 70
2 64 84 110 82
3 60 70 90 80
4 80 96 60 54
5 92 90 86 75
Rata-Rata 72,2 90,8 88,2 72,2
SD 13,423 16,161 18,198 11,189
Kontrol Negatif
NaCMC 0,5%
1 80 243 454 304
2 80 295 456 347
3 72 200 450 380
4 57 200 459 378
5 60 291 457 360
Rata-Rata 69,8 255,8 465,2 363,8
SD 10,871 46,547 3,420 30,970
Kontrol Positif
Metformin
1 60 273 91 85
2 72 256 109 136
3 67 295 98 65
4 67 252 87 59
5 79 200 109 95
Rata-Rata 69 255,2 98,8 88
SD 7,035 35,209 10,109 30,545
Ekstrak Kulit
Terong belanda
dosis 100 mg/kgBB
1 70 123 73 73
2 64 197 83 75
3 62 300 91 77
4 72 354 87 76
5 67 230 98 78
Rata-Rata 67 240,8 86,4 75,8
SD 4,123 89,764 9,316 1,923
Ekstrak Kulit
Terong belanda
dosis 200 mg/kgBB
1 69 246 158 120
2 70 230 129 100
3 60 372 124 87
4 72 200 93 90
5 70 395 149 110
Rata-Rata 68,2 288,6 130,6 101,4
SD 4,711 88,565 25,244 13,776
Ekstrak Kulit
Terong belanda
dosis 400 mg/kgBB
1 69 200 128 116
2 67 361 124 100
3 69 380 125 99
4 70 370 150 111
5 60 240 140 80
Rata-Rata 67 310,2 133,4 101,2
SD 4,062 83,816 11,260 13,881
Pembahasan
Penelitian ini menggunakan ektrak kulit terong belanda
(SolanumBetaceumCav.) yang diperoleh dari Tana Toraja Sulawesi
Selatan.Sebelumnya dilakukan determinasi tanaman di UPT.Sumber Daya Hayati
Universitas Tadulako Sulawesi Tengah.Hasil determinasi membuktikan bahwa
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
Buah terong belanda
(SolanumBetaceumCav.)yang
digunakan dalam penelitian benar
adalah spesies terong belanda
(SolanumBetaceumCav.).Ekstrak
kental kulit buah terong belanda
diperoleh dari proses ekstraksi
maserasi bertingkat yang merupakan
penarikan kandungan kimia yang
terdapat dalam simplisia. Cairan
penyari yang digunakan dalam
proses maserasi ini adalah etanol
96%. Pelarut etanol dipilih sebagai
cairan penyari karena senyawa yang
akan diekstraksi adalah senyawa
fenolik.Ekstrak kental yang diperoleh
dari hasil maserasi simplisia ektsrak
kulit buah terong belanda terong
belanda (SolanumBetaceumCav.)
Penelitian ini menggunakan
hewan uji berupa tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) sebanyak 30
ekor.Penggunaan tikus putih jantan
sebagai hewan uji karena dapat
memberikan hasil penelitian yang
lebih stabil.Tikus putih jantan juga
mempunyai kecepatan metabolisme
obat yang lebih cepat dan kondisi
biologis tubuh yang lebih stabil
dibanding tikus betina.Sebelum
digunakan, tikus terlebih dahulu
diadaptasikan kurang lebih 2 minggu
dengan tujuan agar tikus dapat
beradaptasi dengan lingkungan
barunya seperti kandang, makanan,
minuman, suhu dan kondisi
sekitarnya. Setelah diadaptasikan
tikus dibagi menjadi 6 kelompok
yaitu kelompok kontrol sehat (tanpa
induksi pakan tinggi kolesterol,
induksi streptozotocin maupun
pemberian ekstrak), kelompok
kontrol negatif Na CMC 0,5%,
kelompok kontrol positif metformin
dan 3 kelompok perlakuan dengan
dosis yang berbeda yaitu 100
mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 400
mg/kgBB. Semua hewan uji
kemudian diperiksa kadar glukosa
darah sebelum diinduksi pakan
kolesterol tinggi dan streptozotocin.
Kemudian 5 kelompok tikus diberi
diet tinggi lemak high fat diet
(HFD).Dengan pemberian pakan
tinggi lemak tersebut kadar lemak
didalam darah akan tinggi.
Tingginya kadar lemak
didalam darah dapat menurunkan
kemampuan substrat reseptor insulin
untuk mengaktivasi P1- 3kinase dan
menyebabkan ekspresi GLUT 4
menurun. Kemudian diinjeksikan
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
streptozotocin (STZ) dosis rendah
(30 mg/kgBB dalam citrate-buffered
saline 4,5). STZ bekerja langsung
pada sel beta pankreas dengan aksi
sitotoksiknya dimediatori oleh
reactive oxygen species (ROS)
sehingga dapat digunakan sebagai
induksi diabetes melitus.Lalu
mengukur kadar glukosa darah
setelah induksi untuk melihat
kenaikannya.Hasil pengukuran kadar
glukosa darah awal yaitu berkisar
antara 67 – 96 mg/dL yang
menunjukkan seluruh tikus memiliki
kadar glukosa darah yang tidak
dalam kondisi diabetes. Berdasarkan
literatur kadar glukosa darah normal
tikus Wistar berkisar antara 50 - 135
mg/dL. Setelah pemberian pakan
tinggi kolesterol dan 1 minggu
induksi streptozotocin mengalami
peningkatan yang signifikan antara
130 – 457 mg/dL yang menunjukkan
seluruh tikus mengalami kondisi
diabetes (tikus dinyatakan diabetes
apabila kadar glukosa darah > 200
mg/dL).Setelah diberi perlakuan
selama 7 hari (hari ke 42) hingga 14
hari (hari ke 49) terjadi penurunan
kadar glukosa darah pada kelompok
yang diberi metformin dan tiga
kelompok ekstrak uji(kulit buah
terong belanda terong belanda
(SolanumBetaceumCav.) dengan
dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB,
400 mg/kg BB) dan selisih
penurunan kadar glukosa darah tikus
kemudian dianalisis secara statistik.
Pengujian statistik penurunan kadar
glukosa darah kelompok hewan uji
pada hari ke-42 dilakukan dengan
analisis varian satu arah (One Way
Anova). Berdasarkan hasil statistik
One Way Anova memperlihatkan
hasil signifikansi P= 0,000 (P<0,05)
yang artinya terdapat perbedaan yang
signifikan pada semua perlakuan
pada hari ke-42 sehingga dilanjutkan
dengan uji LSD untuk melihat
perbedaan yang bermakna antar tiap
kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.Untuk pengujian LSD pada
hari ke-42 menunjukan (kulit buah
terong belanda terong belanda
(SolanumBetaceumCav.) dengan
dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB,
400 mg/kg BB)dosis 100 mg/kgBB,
200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB
menunjukan berbeda signifikan
dengan kontrol negatif Na CMC
0,5% namun berbeda tidak signifkan
dengan kontrol positif metformin.
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
Selisih penurunan kadar glukosa
darah dosis 100 mg/kgBB lebih besar
dibandingkan kontrol positif
metformin dalam menurunkan kadar
glukosa darah.
Berdasarkan hasil pengujian
LSDpada hari ke-49 menunjukan
ekstrak (kulit buah terong belanda
terong belanda
(SolanumBetaceumCav.) dengan
dosis 100 mg/kgBB dan 200
mg/kgBB menunjukan berbeda
signifikan dengan kontrol negatif Na
CMC 0,5% namun berbeda tidak
signifkan dengan kontrol positif
metformin. Pada kelompok dosis 400
mg/kg BB menunjukan berbeda tidak
signifikan dengan kontrol negatif Na
CMC 0,5% dan kontrol positif
merformin. Penurunan kadar glukosa
darah dosis 100 mg/kgBB lebih besar
dibandingkan kontrol positif
metformin dalam menurunkan kadar
glukosa darah. Ekstrak kulit buah
terong belanda dosis100 mg/kgBB
mempunyai efek yang sebanding
dengan metformin dalam
menurunkan kadar glukosa darah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak Kulit Terong belanda
(Solanum betaceum Cav.) dapat
menurunkan kadar glukosa darah
tikus putih jantan
hiperkolesterolemia yang
diinduksi streptozotocin
2. Ekstrak Kulit Terong belanda
(Solanum betaceum Cav.)yang
efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah yaitu dosis 100
mg/kgBB.
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
42
DAFTAR PUSTAKA
Aditi Bhowmik, Kakali Sarkari,
Ranjib Ghosh, Lakshman Das.
2015. Hepatoprotective And
Hypogycemic Activity Of
Phyllanthus Acidus Leaf
Extract In Wister Albino Rats.
International Journal Of
Universal Pharmacy And Bio
Sciences. Vol 4 No.1 . Hal 90-
94
American Diabetes Association
(ADA). 2007. Diagnosis and
Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care,
Vol.30. Supplement 1. Hal
S42-S46
Andersen,O.M. and Markham K.R.
2006. Flavonoid: Chemistry,
Biochemistry, and
applications.USA: Taylor &
Francis Group.,2 Hal 36
Arisandi, R. 2004. Anatomi dan
Fisiologi Pankreas. Bogor.
Institut Pertanian Bogor. Hal
73
Chaudhry Zunaira, et.al. 2013.
Streptozotocin is equally
diabetogenic whether
administered to fed or fasted
mice. Journal International
Ebscost. Hal 262
Depkes RI, 2013. Pharmaceutical
Care Untuk Penyakit Diabetes
Melitus.Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik.
Hal 15-21
Departemen Kesehatan RI. 2000.
Parameter Standar Umum
Ekstrak Tanaman Obat.
Cetakan Pertama. Jakarta :
Depkes RI. Hal. 82 – 84
Direktorat Jendral Pengawasan Obat
dan Makanan. 1995.
Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Hal 956
Eliasson L, Abdulkader F, Braun M,
Galvanovskis J, Hoppa MB,
Rorsman P. 2008. Novel
aspects of the moleculer
mechanism controling insulin
secretion. Journal Physiol.
Vol.586 No 14. Hal 24
Handoko, T dan Suharto, B.
1995.Insulin, Glukagon dan
Antidiabetik oral.Dalam :
Farmakologi dan Terapi.
Editor : Sulistia G, Ganiswara.
Edisi IV. Jakarta : Bagian
Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal 476-477, 479
Harding, Anne Helen et al. Dietary
Fat adn Risk of Clinic Type
Diabetes.2003.American
Journal of Epidemiology. Vol
15 No1 Hal 9, 150
I.Stuart Wood, Paul Trayhun. 2013.
Glucose Transpoters (GLUT
Borneo Journal Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article
43
and SGLT): Expanded families
of British Journal of Nutrition.
67
Kumalaningsih.2006.Antioksidan
Alami Terong Belanda
(Tamarillo). Surabaya: Trubus
Agrisarana. 4-11.
Markham. K.R. 1988.Cara
mengidentifikasi Flavonoid.
Terjemahan K. Radmawinata.
Bandung: Penerbit ITB. Hal 1-
117
Merentek, Enriko.2006. Resistensi
Insulin Pada Diabetes Tipe 2.
Cermin Dunia Kedokteran. 78
N.H.Hurtado, etal.,Colour,
pHstability andantioxidant
activityofanthocyanin
rutinosidesisolated
fromtamarillo fruit (Solanum
betaceumCav.),Food
Chemistry,117,2009,hal88–93.
Prasetya Hamid. 2013. Kitab
Ramuan Tradisional dan
Herbal Nusantara. Edisi
pertama.Laksana. Jogjakarta.
120
Rheda Abdi, 2010, Flavonoid
:Struktur, Sifat Antioksidan
dan Perananya Dalam Sistem
Biologis., Jurnal Belia. Vol 9,
No.2: 196-202
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Situasi
dan Analisis Diabetes. Pusat
Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan.
Sinaga,I.2009.Skrining Fitokimia
danUji Aktivitas Antioksidan
Dari Ekstrak Etanol Buah
Terong Belanda (Solanum
betaceum Cav.).
[Skripsi].Medan: Fakultas
Farmasi, Universitas Sumatera
Utara
Shepherd, Peter R, Kahn B. 1999.
Glukosa Transporters and
Insulin Action Implication For
Insulin Resistance and DM.
New England Journal
Medicine. Vol. 341: 248-257
Wilcoxm Gisela. Insulin and Insulin
Resistance. 2005. Clin
Biochem Rev.2005 May ; Vol
26 No2. 18-39
World Health Organization (WHO).
2012. Diabetes Fact Sheet.
Departement of Sustainable
Development and Healty
Envirpnments. 42
Wild S, Gojka R, Anders G, Richard
S. 2004. Global Prevalence of
Diabetes. Diabetes Care,
Vol.27, No.5. 1051
Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

Article Details