Main Article Content

Abstract

ABSTRAK
Masyarakat sangat mudah untuk mendapatkan obat antibiotik dan hal ini akan mengakibatkan berbagai masalah yang dapat terjadi. Pemberian antibiotik tidak menggunakan resep dokter menyebabkan penggunaan antibiotik sulit untuk diawasi sehingga menjadi sumber kesalahan pengobatan dan menyebabkan kekebalan atau resistensi bakteri. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan data pemberian antibiotik tidak menggunakan resep dokter dan mengetahui pemberian informasi tentang antibiotik kepada masyarakat serta mengukur pengetahuan masyarakat terhadap antibiotik dan manfaatnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi dan menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan cara studi prospektif selama 3 bulan dari tanggal 21 Maret 2017 sampai 7 Juni 2017. Hasil observasi kepada responden menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah laki-laki 57 orang (54,3%) dan responden dewasa 70 orang (66,7%). Antibiotik golongan penisilin adalah antibiotik yang paling sering didapatkan responden tidak menggunakan resep dokter sebanyak 49 obat (46,7%). Obat antibiotik yang paling sering dan banyak didapatkan tanpa resep dokter adalah amoksisilin tablet 38 obat (36,2%). Hasil instrumen kuesioner dan observasi memperlihatkan 105 responden rata-rata tidak diberikan informasi obat antibiotik oleh Apoteker maupun dari Tenaga Teknis Kefarmasian. Tingkat pengetahuan dan perilaku responden terhadap ketentuan dan penggunaan antibiotik yang tepat dinyatakan kurang memadai sehingga sering terjadi kesalahan pengobatan. Nilai korelasi pada penelitian ini tergolong kuat (>0,600) dan memiliki nilai positif sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara pengetahuan dan perilaku responden adalah searah.

Kata Kunci : Analisis, Antibiotik, Tenaga Teknis Kefarmasian, Resep, Apotek
ABSTRACT
Peoples are too easy to obtain antibiotics and this will cause problems. Giving antibiotics without a doctor's prescription would be difficult to control and cause of medication errors and bacterial resistance. The aims of this study was to determine giving antibiotics without a prescription and provision of information to the public about antibiotics and measured public knowledge of antibiotics and its benefits. Observations on 3 months from date of March 21, 2017 until June 7, 2017 respondents indicated that most respondents were male 57 (54,3 %) and adult 70 respondents (66,7%). Penicillin was the most type of antibiotic that respondents obtained without a prescription, 49 drug (46.7%). The most widely used of antibiotics drug was amoksisilin tablets, 38 drugs (36,2%). The results of the questionnaire and observations show an average 105 respondents were not given information on the antibiotic drug by Pharmacist and Technical Staff of Pharmacy. The level of knowledge and attitudes of respondents to the provision and use of appropriate antibiotics declared inadequate so that caused frequently the medication errors. Strong correlation values in this study (> 0,600) and positive value indicated that the pattern of the relationship between knowledge and behavior of the respondents is unidirectional.

Key words : Analysis, Antibiotics, Technical staff, Prescription, Pharmay

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Pemerintah Republik Indonesia, 1990, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor; 347/ MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotik.
  3. Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 51 TAHUN 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
  4. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan, 2006, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan. Jakarta.
  5. Harvey R.A., Champe P.C, 2009, Pharmacology. 4nd ed. China: Lippincott William & Wilkins.p; 249-60.
  6. Jawetz, E, 1997, Principle of antimicrobial drug action. Basic and clinical pharmacology. Third edition. Appleton and Lange, Norwalk.
  7. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Apotek, 2002, No. 1332/Menkes/SK/X/2002.
  8. Lüllmann, H., H. Mohr, L. Hein and D. Bieger, 2000, Color Atlas of Pharmacology 2 rd ed; 266-280.
  9. Notoadmodjo, S, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilm u Prilaku. Jakarta; Penerbit Rineka Cipta.
  10. Setiabudy, R, 2008, Pengantar Antimikroba Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta; FKUI