Jurnal Ergasterio https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles <p>Jurnal Ergasterio merupakan jurnal resmi Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari. Jurnal memuat naskah hasil penelitian dan artikel review bidang kesehatan, meliputi teknologi laboratorium kesehatan, pengelolaan laboratorium, laboratorium klinik, penyakit infeksi tropis, dan lain-lain. Naskah dapat berasal dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan lembaga riset.</p> <p><strong>E-ISSN</strong> : <a href="http://www.issn.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1484115154&amp;1&amp;&amp;">2549-1318</a> <br><strong>P-ISSN</strong> : <a href="http://www.issn.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1398645800&amp;1&amp;&amp;">2355-7591</a></p> en-US Wed, 10 Mar 2021 00:00:00 +0000 OJS 3.1.2.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENGARUH EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/413 <p>Jamu tradisional merupakan suatu warisan bangsa Indonesia yang dikenal sejak dahulu. Syarat jamu tradisional yaitu aman, bermutu dan bermanfaat. Untuk menjaga mutu jamu pentingnya memperhatikan pengeringan dan penyimpanan. Pengeringan dan penyimpanan yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya penyerapan air kembali dan mempermudah tumbuhnya mikroorganisme seperti <em>Aspergillus sp</em> yang merupakan kapang xerofilik dan berpotensi menghasilkan mikotoxin yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran <em>Aspergillus sp</em>. pada jamu serbuk tradisional yang dijual di Kota Banjarbaru 2020, untuk mengetahui persentase cemaran pada jamu, persentase cematan bedasarkan prosedur pengeringan, kadar air dan penyimpanan jamu serbuk tradisional. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dengan mengamati cemaran <em>Aspergillus sp</em> serta&nbsp; proses pengeringan dan penyimpanan jamu. Isolasi <em>Aspergillus sp</em> menggunakan media SDA, selanjutnya melakukan pengamatan di bawah mikroskop untuk memastikan <em>Aspergillus sp</em> atau tidak. Pengamatan <em>Aspergillus sp</em> dengan pewarnaan <em>Lactofenol Cotton Blue</em>, dengan perbesaran 400x. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel jamu serbuk 80% positif <em>Aspergillus sp</em>. Berdasarkan cara pengeringan jamu serbuk, dengan cara di sangrai positif <em>Aspergillus sp</em> sebanyak 6 sampel (30%) dan 2 sampel (10%) negatif <em>Aspergillus sp</em>, dengan cara Panas Matahari sebanyak 9 sampel (45%) positif <em>Aspergillus sp</em>, dan 1 sampel (5%) negatif <em>Aspergillus sp</em> dan dengan tanpa penjemuran yang positif tercemar <em>Aspergillus sp</em> sebanyak 1 sampel (5%), 1 sampel (5%) negatif<em>Aspergillus sp</em>. Dari 70 % jamu yang tidak memenuhi syarat kadar air, 50% tercemar <em>Aspergillus sp</em> Berdasarkan kondisi tempat penyimpanan, jamu serbuk tradisional yang tercemar <em>Aspergillus sp</em> dari toples kaca sebanyak 35% dan toples plastik sebanyak 45%.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Ekstrak Belimbing Wuluh, <em>Staphylococcus aureus, </em>Senyawa Fitokimia, Zona Hambat</p> Nurbidayah, Muhammad Nazarudin Copyright (c) https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/413 Mon, 03 May 2021 00:00:00 +0000 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS AIR PERASAN JERUK NIPIS DAN AIR PERASAN LEMON SEBAGAI REAGEN ALTERNATIF PENGGANTI LARUTAN TURK UNTUK HITUNG JUMLAH LEUKOSIT https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/414 <p>Pada laboratorium klinik sederhana, ketersediaan reagen Turk untuk menghitung jumlah leukosit seringkali tidak tersedia atau reagen tersedia tetapi kadaluarsa, untuk mengantisipasi kondisi tersebut dilakukan penelitian untuk mencari alternatif pengganti reagen yaitu menggunakan modifikasi dengan air perasan lemon (Citrus limon). Lemon (Citrus limon) merupakan salah satu buah-buahan citrus yang paling banyak digunakan di dunia, baik untuk keperluan konsumsi maupun non konsumsi. Sari lemon terdiri dari 5 hingga 6% asam sitrat yang<br>membuatnya memiliki rasa asam. pH lemon berada pada angka 2, ini membuktikan bahwa buah lemon termasuk kategori sangat asam. Buah dari genus Citrus memang dikenal akan konsentrasi asam sitratnya yang cukup tinggi. Tujuan untuk mengetahui penggunaan larutan air perasan jeruk peras dan air perasan lemon (Citrus limon) sebagai pengganti alternatif reagen untuk pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Berdasarkan hasil perhitungan pada kedua perlakuan tersebut dinyatakan jumlah leukosit nya berada dalam rentang normal, antara 4.000 – 10.000 sel/mm3darah Walaupun dari segi prinsip sama yaitu menggunakan bilik hitung, namun terdapat perbedaan hasil jumlah leukosit yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil penelitian Penggunaan Air Perasan Lemon (Citrus limon) Sebagai Reagen Alternatif Pengganti Larutan Turk Untuk Hitung Jumlah Leukosit, terhadap sampel darah normal yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> Jeruk Nipis, Lemon, Larutan Turk, Hitung Jumlah Leukosit</p> Putri Kartika Sari, Nurbidayah Copyright (c) https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/414 Mon, 03 May 2021 00:00:00 +0000 GAMBARAN INFEKSI CACING F. BUSKI PADA MURID MI TAWAR DI DESA SUNGAI KUPANG TAWAR, KECAMATAN KANDANGAN, KABUPATEN HSS https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/415 <p>Fasciolopsiasis disebabkan oleh cacing trematoda jenis Fasciolopsis buski yang hidup dan berkembang di dalam duodenum dan jejunum manusia sebagai hospes definitifnya atau hewan sebagai hospes reservoirnya. Fasciolopsis buski dalam siklusnya memerlukan siput air tawar tertentu sebagai hospes perantara pertama dan tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua (Annida dan Paisal, 2014).Berbagai hasil studi dan survei, umumnya kelompok umur yang terkena adalah yang berusia di bawah 15 tahun dan usia produktif (16-35 tahun) (Tjitra, 1994). Usia termuda penderita adalah 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Tingginya penderita anak-anak ini dikarenakan perilaku anak-anak yang senang makan tumbuhan air mentah. Tujuan penelitian mengetahui perilaku anak-anak murid mi tawar di desa sungai kupang tawar, kecamatan kandangan, kabupaten hss.Untuk mengetahui yang lebih berisiko terinfeksi Fasciolopsis buski.Metode penelitian secara deskriptif dan hasil penelitian Adanya infeksi dari Fasciolopsis buski pada anak-anak disebabkan oleh kebiasaan minum air mentah, memakan tumbuhan rawa mentah dan juga kurangnya pengetahuan mereka tentang hal tersebut. Adanya infeksi dari Fasciolopsis buski pada anak-anak disebabkan oleh kebiasaan minum air mentah, memakan tumbuhan rawa mentah dan juga kurangnya pengetahuan mereka tentang hal tersebut</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> F. Buski, Infeksi</p> Dian Nurmansyah, Nafila, Nurbidayah Copyright (c) https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/415 Mon, 03 May 2021 00:00:00 +0000 PERBEDAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) DENGAN DAN TANPA PENGENCERAN NaCl PADA DARAH ANTICOAGULAN EDTA https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/416 <p>Pemeriksaan laju endap darah umumnya prosedur yang digunakan adalah dengan pengenceran menggunakan NaCl 0,9%. Hal ini dikarenakan NaCl merupakan larutan fisiologis dan biasanya darah yang dipakai untuk pemeriksaan sudah bercampur dengan antikoagulan EDTA sehingga ini menjadi salah satu alasan tidak dipakainya natrium sitrat. Berdasarkan survey yang telah penulis 3 lakukan, Kenyataan yang ada di laboratorium Rumah sakit dan puskesmas kadang LED diperiksa tanpa pengenceran NaCl atau Natrium Sitrat sehingga darah EDTA langsung dipipet dengan pipet Westergreen, dengan alasan praktis dan cepat dalam pengerjaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui nilai rata-rata LED dengan pengenceran NaCl, nilai rata-rata LED dengan tanpa pengenceran NaCl dan untuk mengetahui perbedaan nilai LED dengan dan tanpa pengenceran. Hasil Penelitian didapatkan beberapa nilai LED yang menggunakan dengan pengenceran NaCl 0,9% diperoleh nilai tertinggi sebesar 5 mm/jam dan nilai terendah sebesar 2 mm/jam sedangkan nilai LED yang tanpa menggunakan pengenceran NaCl 0,9% diperoleh nilai tertinggi sebesar 65 mm/jam dan nilai terendah sebesar 3 mm/jam. Perbedaan nilai LED dengan dan tanpa pengenceran NaCl 0,9% pada darah antikoagulan EDTA.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> EDTA,LED,NaCl</p> Muhammad Nazarudin, Putri Kartika Sari Copyright (c) https://jurnalstikesborneolestari.ac.id/index.php/analisborles/article/view/416 Mon, 03 May 2021 00:00:00 +0000