Main Article Content

Abstract

ABSTRAK

Gambaran Penderita TB Paru di Puskesmas Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Periode Mei – Juni 2016

Irwan Hidayat
Putri Kartika Sari ; Dewi Ramadhani

Penyakit TB (tuberculosis) Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Di Indonesia, penyakit ini merupakan pembunuh kedua setelah penyakit kardiovaskuler dan penyebab kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi.Setiap tahun diperkirakan sekitar 450.000 kasus TB Paru terjadi di Indonesia dengan jumlah kematian sekitar 175.000 per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penderita TB paru di Puskesmas Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Periode Mei – Juni 2016. Penelitian ini bersifat survey deskriptif,Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TB Paru yang datang ke Puskesmas Pelaihari Periode Mei – Juni 2016. Banyaknya sampel ditentukan berdasarkan purposive sampling yaitu didasarkan pada pasien yang mengalami gejala klinis TB Paru seperti batuk lebih dari 2-3 minggu, memiliki hasil pemeriksaan BTA positif atau pernah didiagnosis TB Paru. Pengumpulan data dilakukan denganpemeriksaan di laboratorium dan wawancara dengan penderita menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terdapat 30 orang yang bersedia menjadi sampel yang terdiri dari 30% penderita TB Paru BTA positif. Berdasarkan hasil wawancara, karakteristik penderita TB ParuBTA positif antara lain10% kelompok umur manula >65 tahun, 20% perempuan, 16% berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan 13% bekerja sebagai buruh. Bagi penderita TB Paru hendaknya melakukan tindakan pencegahan dengan menggunakan masker untuk mencegah penularan keorang lain sampai masa pengobatan selesai.

Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, Karakteristik Penderita, Mycobacteriumtuberculosis

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Aditama Tjandra Yoga, 2002. Tuberkulosis Paru, Diagnosa, Terapi & Masalahnya. Ed-IV. Penerbit IDI. Jakarta.
  3. Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2005.Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan Eddy Mudihardi, dkk. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.
  4. DinKes Kab.Tala, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut 2014. Pelaihari
  5. DinKes Prov.Kalsel., 2006. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan 2006. Banjarmasin.
  6. .DepKes RI, 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ed 2. Cetakan I. Jakarta.
  7. Girsang Merryani, 2002. Pengobatan Standart Penderita Tuberkulosis. Cermin Dunia Kedokteran No. 137.
  8. Herchline, T.E., 2013. “Tuberculosis”, (online), (http://emedicine.medscape.com/article/230802-overview, diakses tanggal 20 Maret 2016).
  9. Hiswani, 2009. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. Sumatera Utara.
  10. Karuniawati, A., Risdiyani, E., Nilawati, S., Prawoto, Rosana, Y., Alisyahbana, Parwati, I., Melia, W., Sudiro, T.M. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Zhiehl Neelsen Dan Fluorokrom Sebagai Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam Untuk Pemeriksaan Mikroskopik Sputum. Makara Kesehatan. Vol 9, No 1, Juni 2005: 29-33.
  11. Kodim, N. 2001. “Survei Angka Kesakitan TBC Paru-Paru di DKI Jakarta tahun 2001”. Majalah Kesehatan Masyarakat. Vol. II No.6 – Januari 2003.
  12. LPT Puskesmas Pelaihari. 2015. Laporan Tahunan Puskesmas Pelaihari. Pelaihari
  13. Mansjoer Arif, 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 3Edisi 2. Jakarta. EGC. Odem.
  14. Mario, C.R. & Richard, J.O., 2003. “Tuberculosis”. Dalam Kasper, D., L., Anthpny, F., Stephen, H., Dan, L., Jameson, L.J., Joseph, L.,Harrison Principles of Internal Medikine. McGraw-Hill Global Education Holdings, LCC.
  15. Parhusip E. Bobby Mual, 2009. Peranan Foto Dada dalam Mendiagnosa Tuberkulosis Paru Tersangka dengan BTA Negatif di Puskesmas Kodya Medan. Tesis, ProgramPendidikan Dokter Spesialis FK. USU Medan.
  16. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
  17. Putra, A.K., 2010. ”Kejadian Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga Yang Tinggal Serumah Dengan Penderita TB Paru BTA Positif”. (online), (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19500, diakses tanggal 21 Maret 2016).
  18. Santi, S., 2000. Tuberculosis. (online), (http://www.infeksi.com, diakses tanggal 13 September 2016).
  19. Smith, P.G. & Moss, A.R., 2004. Epidemiology of Tuberculosis Patoghenesis, Protection and Control. Whasington DC : ASM Press.
  20. Soejadi, T.B., Apsari, D.A., Suprapto, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kasus Tubekulosis Paru. Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Depkes Medan.
  21. Suarni, H., 2009. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penderita Penyakit TB Paru BTA Positif di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. [Skripsi]. FKM.UI. Depok
  22. Suswati, E., 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Jember. Biomedis. Vol 1. No. 1.
  23. SyahrizalAntoni, Lutfan Lazuardi, Andajani Woerjandari, 2009. Implementasi Suspek Tuberkulosis [EPIDEMIOLOGI]. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
  24. Wildan, Y., Fatimah, S., Kuspiatiningsih, T., Sumardi, 2008. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Angka Kejadian TB Paru BTA Positif di Puskesmas Sedati. Buletin Penelitian RSU Dr Soetomo. Vol 10.No 2.
  25. World Health Organization, 2009. A Brief History of Tuberculosis Control in Indonesia. Geneva.
  26. World Health Organization, 2012. “Global Tuberculosis Report”. (online), (www.who.int, diakses tanggal 22 Maret 2016).
  27. Widoyono, 2011. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan,