Main Article Content

Abstract

ABSTRAK
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Adapun penularan dapat terjadi dari berbagai faktor penularan filariasis dapat terbagi menjadi 3 unsur, yaitu sumber penularan, yakni manusia dan hospes reservoar, adanya vektor, yakni nyamuk dan manusia yang rentan terhadap filariasis dan lingkungan. Kejadian filariasis di Kabupaten Balangan dikarenakan keadaan topografi wilayah yang banyak di dominasi oleh daerah perkebunan dan hutan dan mayoritas penduduknya adalah petani dan sangat rentan tertular filariasis melalui gigitan nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penularan filariasis pada keluarga pasien yang positif filariasis dan perilaku tidur di malam hari dan tidur menggunakan alat penolak nyamuk pada keluarga dengan pasien positif filariasis di Desa Hamarung Kabupaten Balangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian desktiptif. Populasi penelitian ini adalah keluarga dari pasien positif Filariasis dan tetangga sekitar pada radius 100 meter kearah utara, selatan, timur dan barat di Desa Hamarung Kecamatan Juai Kabupaten Balangan,. Sampe yang digunakan sebanyak 16 sampel dan di dapatkan hasil 2 sampel positif dan 14 sampel negatif. Saran penelitian ini ditujukan bagi masyarakat untuk menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menularkan mikrofilaria dan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti tentang vector pembawa, hospes reservoar dan upaya-upaya pencegahan agar tidak terjadinya infeksi.

Kata kunci : Filariasis, penularan filariasis

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta.
  3. Departemen Kesehatan RI. 2003. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indoneisia.
  4. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Program Epidemiologi Filariasis. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indoneisia.
  5. Departemen Kesehatan RI. 2006 Pedoman Program Epidemiologi Filariasis. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indoneisia.
  6. Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Program Epidemiologi Filariasis. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indoneisia.
  7. Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan. 2013. Daftar Responden Survey Darah Jari Filariasis di Desa Hamarung Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Balangan.
  8. Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Program Epidemiologi Filariasis. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indoneisia.
  9. Gandahusada S. Prof Dr. dan Prof Dr Lilahude H. Harry. 2001. Parasitologi Kedokteran. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
  10. Helena. 2016. Protocol Survey Darah Jari. https://www.academia.edu//. Diakses tanggal 23 Februari 2017.
  11. Juni Prianto L.A, Thaja P.U, Darwanto. 2010. Atlas Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta. Gramedia Pusaka Utama.
  12. Kadarusman. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Desa Talang Barat Kecamatan Muara Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Provinsi Jambi Tahun 2003. Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  13. Ni Nyoman Veridiana, Sitti Chadijah, Ningsi Ningsi. 2015. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Filariasis di Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat. https://www.ejournal.litbang.depkes.go.id//. Di akses 20 maret 2017.
  14. Ongowaluyo, Jangkung Samijo. 2002. Parasitologi Medik 1 Hekmintologi, Buku Kedokteran, Jakarta. EGC.
  15. Puspawati. 2011. Studi Fauna nyamuk dan Kompetensi Vektorial Nyamuk (Diptera:Culicidae) Di Desa Santu’un Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  16. Riski Sabaniyah. 2013. Infeksi Filariasis pada Penduduk di Desa Paser Belengkong Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser Kalimantan Timur Juni 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politekhnik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.2013. Banjarmasin.
  17. Rosdiana Safar. 2009. Parasitologi Kedokteran. Protozoologi, Entomologi, dan Helmintologi. Yrama Widya. Bandung.
  18. Santoso, L. 1997. Pengantar Entomologi Kesehatan Masyarakat, Jilid II, Semarang. Bagian Epitop FKM, UNDIP
  19. Sembel DT, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
  20. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta. Badan Penerbit FKUI.
  21. Widoyono. 2008. Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan, Jakarta. Erlangga.
  22. World Health Organization. 2013. Lymphatic Filariasis. Geneva. World Health Organization.