Main Article Content

Abstract

ABSTRAK

Hematokrit adalah presentase volume seluruh sel eritrosit yang ada di dalam darah, pada sampling darah vena pemakaian ikatan pembendung yang terlalu lama atau terlalu keras, mengakibatkan hemokonsentrasi. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan nilai hematokrit pada pembendungan darah vena menggunakan sphygmomanometer dengan tekanan 40 mmHg, 50 mmHg dan 60 mmHg. Jenis penelitian Pra eksperimen dengan rancangan Posttes only design. Spesimen menggunakan darah Mahasiswa semester VI (Enam) Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru diambil secara purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Anova dengan taraf signifikan 95% (α 0,05). Hasil dari uji one way anova didapatkan hasil signifikan sebesar 0,391 lebih besar dari nilai α = 0,05, yang berarti Ho diterima. Dengan diterimanya Ho berarti hasil pemeriksaan hematokrit dengan perbedaan tekanan pembendungan darah vena 40 mmHg, 50 mmHg dan 60 mmHg tidak ada perbedaan yang bermakna, dengan rata-rata untuk nilai hematokrit dengan tekanan pembendungan darah vena 40 mmHg yaitu 45,78%, rata-rata nilai hematokrit tekana 50 mmHg yaitu 44,89% dan rata-rata nilai hematokrit tekanan 60 mmHg yaitu 45,26%. Dimana pada tekanan 40 mmHg, 50 mmHg dan 60 mmHg belum peningkatan jumlah hematokrit, karena tekanan yang digunakan untuk pembendungan yaitu 40 mmHg atau tidak boleh melebihi tekanan diastolik (80 mmHg). Saran selanjutnya diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pemeriksaan hematokrit dengan tekanan pembendungan 40 mmHg, 50 mmHg dan 60 mmHg dengan menggunakan sphygmomanometer yang telah di kalibrasi.

Kata kunci : hematokrit, tekanan pembendungan, mikrohematokrit

Article Details

References

  1. Daftar pustaka
  2. Arif, U. T., 2012. Perbedaan pemeriksaan hematokrit metode makro (Wintrobe) dan metode mikro. Karya Tulis Ilmiah. Makassar: Universitas indonesia timur.
  3. Arsyad, M., 2014. Perbandingan hasil pemeriksaan nilai hematokrit metode manual (mikrohematokrit) dengan metode otomatis. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi.
  4. Fadilly, A., 2013. Perbandingan nilai hematokrit dengan variasi waktu pembendungan vena. Karya tulis ilmiah.
  5. Gandasoebrata, R., 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
  6. Guyton, A. C., 1996. Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.
  7. Jennifer, K. P., 2009. Buku Pegangan Uji Diagnostik. 3 ed. Jakarta: EGC.
  8. Kee, J. l., 2014. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. 6 ed. Jakarta: EGC.
  9. Kiswari, R., 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta: Erlangga.
  10. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CITRA.
  11. Purwanto, 2002. Pemeriksaan Laboratorium pada penderita demam berdarah dengue. artikel, p. 15.
  12. Sherwood, L., 2014. Fisiologi Manusia. 6 ed. Jakarta: EGC.
  13. Suparisa, I. D. N., 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
  14. Umar, F., 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. p. 9.