Main Article Content

Abstract

ABSTRAK

Kejadian infeksi jamur banyak ditemukan di Indonesia yang merupakan negara tropis beriklim panas dan lembab, apalagi jika didukung dengan hygiene yang kurang sempurna. Salah satu infeksi jamur yang sering ditemukan adalah Tinea unguium. Tinea unguium merupakan kejadian distrofi kuku jari kaki yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, bagian yang diserang biasanya mulai dari bagian distal berupa guratan-guratan kekuningan pada lempengan kuku, kemudian makin lama seluruh kuku menjadi makin tebal, berubah warna, dan rapuh.Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene terhadap infeksi Tinea unguium pada kuku kaki petani penggarap sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel metode purposive sampling dengan jumlah 44 petani penggarap sawah. Pemeriksaan jamur dilakukan secara mikroskopis dengan KOH 40% dengan menemukan makrokonidia, mikrokonidia dengan bentuk seperti tetesan air pada sepanjang hifa (Trycophyton. sp). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Chi-square α=0.05 SPSS software 18. Didapati 70% responden dengan personal hygiene baik dan 61% kuku petani penggarap sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah terinfeksi Tinea unguium. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara personal hygiene terhadap infeksi Tinea unguium dengan Asymp, Sig adalah 0,006 atau probabilitas dibawah 0,05 (0,006 < 0,05). Pekerja yang rentan terinfeksi Tinea unguium akan lebih baik jika lebih memperhatikan personal hygiene-nya dalam menghindari infeksi primer maupun infeksi berulang. Kepada peneliti lain diharapkan agar melanjutkan penelitian selanjutnya yaitu hubungan sanitasi lingkungan terhadap infeksi Tinea unguium.

Kata kunci : personal hygiene, infeksi Tinea unguium, petani penggarap sawah

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Brown, R.G and Burns. T. 2002. Lecture Notes on Dermatologi. Terjemahan oleh Zakaria, A. 2003. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  3. Daili, E.S.S., Menaldi, S.L dan Wisnu, I.M. 2005. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia.
  4. Dingwal, L. 2014. Higiene Personal: Keterampilan Klinis Perawat. Jakarta: EGC.
  5. Harahap, M. 2013. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Hipokrates.
  6. Isro’in, L dan Andarmoyo, S. 2012. Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  7. Khulaipi, A., 2012, “Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani Penggarap Sawah di Desa Padang Panjampang Bahagia Kabupaten Hulu Sungai Selatan”. KTI. Banjarbaru: Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari.
  8. Kurniawati, R.D., 2006, “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tinea Pedis pada Pemulung di TPA Jatibarang”. Tesis. Semarang: Fakultas Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro.
  9. Sacher, R.A, dan McPherson, R.A. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Terjemahan oleh Pendit, B.U, dan Wulandari, D. 2004. Jakarta : EGC.
  10. Siregar, R.S. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta: EGC.
  11. Sunartatie, T., 2010, “Trichophyton mentagrophytes Sebagai Agen Penyebab Dermatofitosis pada Kambing”. Journal Sain Vet, 28(1): 49-51